Skip to main content

Manfaat dan Masalah MP-ASI (Makanan Pendamping ASI)

Manfaat dan Masalah MP-ASI (Makanan Pendamping ASI)
Kalau dilihat dari Pengertian ASI tentu sangat jelas bahwa ASI sangat berperan penting sebagai suatu hal yang sangat diperlukan bayi. Apa sih manfaat ASI? Pemberian ASI sangat bermanfaat bagi bayi maupun ibunya. Bagi bayi, ASI sangat bermanfaat karena mengandung semua zat yang diperlukan bayi untuk pertumbuhan dan perkembangannya, mengandung kekebalan terhadap infeksi, dapat meningkatkan kecerdasan, menghindari bayi dari diare, bersih dan tidak pernah basi, mudah dicerna, serta membantu pertumbuhan gigi, langit-langit dan rahangnya secara sempurna.

Sedangkan bagi ibu, pemberian ASI sangat bermanfaat karena mudah diberikan, dapat menyehatkan ibu, lebih efisien, karena ASI tidak di beli, makin lama menyusui menghindari resiko kanker indung telur, disamping itu memperpanjang kehamilan berikutnya dan dapat mendekatkan ibu dengan bayinya.

Manfaat dan Tujuan Pemberian MP-ASI

Seperti telah di sampaikan juga sebelumnya dalam Tujuan Pemberian MP-ASI, bahwa sudah tentu makanan pendamping ASI bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan zat gizi anak, penyesuaian alat cerna dalam menerima makanan tambahan dan merupakan masa peralihan dari ASI ke makanan keluarga.

Selain untuk memenuhi kebutuhan bayi terhadap zat-zat gizi, pemberian makanan tambahan merupakan salah satu proses pendidikan dimana bayi diajarkan cara mengunyah dan menelan makanan padat dan membiasakan selera-selera bayi.

Manfaat MP-ASI

Manfaat MP-ASI adalah untuk menambah energi dan zat gizi yang diperlukan bayi karena ASI sudah tidak dapat mencukupi kebutuhan bayi secara terus menerus lagi.

MP-ASI merupakan makanan yang diberikan ke bayi selain ASI sebagai pendamping ASI juga berguna untuk menunjang pertumbuhan pada bayi. Makanan pendamping ASI adalah makanan yang diberikan kepada bayi guna memenuhi kebutuhan bayi atau anak dalam melengkapi ASI dan biasanya diberikan pada bayi berusia 6-12 bulan atau lebih.

Pertumbuhan dan perkembangan anak yang normal dapat diketahui dengan cara melihat kondisi pertambahan berat badannya, misalkan seorang anak seorang anak tidak mengalami peningkatan dalam pertumbuhannya itu berarti menunjukkan bahwa kebutuhan energi bayi ada yang tidak terpenuhi.

Tujuan Pemberian MP-ASI

Adapun Tujuan Pemberian MP-ASI yaitu sebagai berikut :
  • Melengkapi zat gizi yang kurang karena kebutuhan zat gizi yang semakin meningkat sejalan dengan pertambahan umur anak.
  • Mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima bermacam-macam makanan dengan berbagai bentuk, tekstur, dan rasa.
  • Mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah dan menelan.
  • Mecoba adaptasi terhadap makanan yang mengandung kadar energi tinggi.

Manfaat Membuat MP-ASI Sendiri

Membuat MPASI sendiri untuk si kecil banyak manfaatnya, yaitu :
  1. Lebih hemat ketimbang membeli produk bubur susu kemasan di pasaran.
  2. Dapat di pastikan kandungan apa yang di konsumsi si kecil, tanpa adanya tambahan gula atau garam.
  3. Dapat menggunakan bahan-bahan sederhana tapi menyehatkan. Misalnya, membuat bubur susu dari kacang hijau. Atau membuat cemilan dari bahan jagung.

Masalah Dalam MP-ASI

Dari hasil beberapa penelitian menyatakan bahwa keadaan kurang gizi pada bayi dan anak disebabkan karena kebiasaan Pemberian Makanan Pendampin ASI (MP-ASI) yang tidak tepat.

Memulai MP-ASI terlalu dini tidak di sarankan, karena :
  1. ASI dapat tergantikan oleh cairan atau makanan lain yang kualitas nutrisinya kurang di bandingkan ASI.
  2. Kurangnya permintaan hisapan bayi karena kenyang akibat MP-ASI menyebabkan penurunan suplai ASI Ibu.
  3. Peningkatan risiko infeksi karena terpapar makanan bayi yang tidak steril.
  4. Bayi belum dapat mencerna makanan tertentu dengan baik.
  5. Pemaparan dini terhadap makanan tertentu dapat memicu alergi.

Gangguan Pemberian MP-ASI Terlalu Dini
  1. Bayi lebih sering menderita diare. Hal ini disebabkan cara menyiapkan makanan yang kurang bersih juga karena pembentukkan zat anti oleh usus bayi yang belum sempurna.
  2. Bayi mudah alergi terhadap zat makanan tertentu. Keadaan ini terjadi akibat usus bayi yang masih permeabel, sehingga mudah dilalui oleh protein asing.
  3. Terjadi malnutrisi atau gangguan pertumbuhan anak. Bila makanan yang diberikan kurang bergizi dapat mengakibatkan anak menderita KEP (Kurang Energi Protein) dan dapat terjadi sugar baby atau obesitas bila makanan yang diberikan mengandung kalori yang terlalu tinggi.
  4. Produksi ASI menurun, karena bayi yang sudah kenyang dengan MP-ASI tadi, maka frekuensi menyusu menjadi lebih jarang, akibatnya dapat menurunkan prosuksi ASI.
  5. Tingginya solute load dari MP-ASI yang di berikan, sehingga dapat menimbulkan hiperosmolaritas yang meningkatkanbeban ginjal.

Dampak Pemberian MP-ASI Terlalu Dini

1. Resiko jangka pendek

a. Pengenalan makanan selain ASI kepada diet bayiakan menurunkan frekuensi dan intensitas pengisapan bayi, yang akan merupakan resiko untuk terjadinya penurunan produksi ASI.

b. Pengenalan serealia dan sayur-sayuran tertentu dapat mempengaruhi penyerapan zat besi dari ASI sehingga menyebabkan defisiensi zat besi dan anemia.

c. Resiko diare meningkatkan karena makanan tambahan tidak sebersih ASI.

d. Makanan yang di berikan sebagai pengganti ASI sering encer, buburnya berkuah atau berupa sup karena mudah dimakan oleh bayi. Makanan ini memang membuat lambung penuh, tetapi memberi nutrient lebih sedikit daripada ASI sehingga kebutuhan gigi/nutrisi anak tidak terpenuhi.

e. Anak mendapat faktor pelindung dari ASI lebih sedikit, sehingga resiko infeksi meningkat.

f. Anak akan minum ASI lebih sedikit, sehingga akan lebih sulit untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak.

g. Defluk atau kolik usus yaitu istilah yang di gunakan bagi kerewelan atau tangisan yang terus menerus bagi bayi yang di percaya karena adanya kram di dalam usus.

2. Risiko jangka panjang

a. Obesitas. Kelebihan dalam memberikan makanan adalah resiko utama dari pemberian makanan yang terlalu dini pada bayi. Konsekuensi pada usia-usia selanjutnya adalah terjadi kelebihan berat badan ataupun kebiasaan makan yang tidak sehat.

b. Hipertensi. Kandungan natrium dalam ASI yang cukup rendah (± 15 mg/100 ml). Namun, masukan dari diet bayi dapat meningkat drastis jika makanan telah dikenalkan. Konsekuensi dikemudian hari akan menyebabkan kebiasaan makan yang memudahkan terjadinya gangguan/hipertensi.

c. Arteriosklerosis. Pemberian makanan pada bayi tanpa memperhatikan diet yang mengandung tinggi energi dan kaya akan kolestrol serta lemak jenuh, sebaliknya kandungan lemak tak jenuh yang rendah dapat menyebabkan terjadinya arteriosklerosis dan penyakit jantung iskemik.

d. Alergi Makanan. Belum matangnya sistem kekebalan dari usus pada umur yang dini dapat menyebabkan alegi terhadap makanan. Manifestasi alergi secara klinis meliputi gangguan gastrointestinal, dermatologis,gangguan pernapasan sampai terjadi syok anafilaktik.
  • Memulai MP-ASI terlalu lambat tidak disarankan karena:
  1. ASI saja sudah tidak dapat mencukupi kebutuhan nutrisi untuk pertumbuhannya, terutama mikronutrien besi dan zinc.
  2. Dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan malnutrisi pada anak.
  3. Dapat mempengaruhi perkembangan keterampilan motorik mulut seperti kemampuan mengunyah dan penerimaan rasa dan tekstur makanan.

Keadaan ini memerlukan penanganan tidak hanya dengan penyediaan pangan, tetapi dengan pendekatan yang lebih komunikatif sesuai dengan tingkat pendidikan dan kemampuan masyarakat. Selain itu ibu-ibu kurang menyadari bahwa setelah bayi berumur 4-6 bulan memerlukan MP-ASI dalam jumlah dan mutu yang semakin bertambah, sesuai dengan pertambahan umur bayi dan kemampuan alat cernanya.

Beberapa Permasalahan Dalam Pemberian Makanan Bayi atau Anak Umur 0-24 Bulan :

1. Pemberian makanan pralaktal (Makanan sebelum ASI keluar) Makanan pralaktal adalah jenis makanan seperti air kelapa, air tajin, air teh, madu, pisang, yang di berikan pada bayi yang baru lahir sebelum ASI keluar. Hal ini sangat berbahaya bagi kesehatan bayi, dan gangguan keberhasilan menyusui.

2. Kolostrum di buang adalah ASI yang keluar pada hari-hari pertama, kental dan berwarna kekuning-kuningan. Masih banyak ibu-ibu yang tidak memebrikan kolostrum kepada bayinya. Kolostrum mengandung zat kekebalan yang dapat melindungi bayi dari penyakit dan mengandung zat gizi tinggi. Oleh karena itu kolostrum jangan dibuang.

3. Pemberian MPASI yang terlalu dini (sebelum bayi berumur 4 bulan) menurunkan konsumsi ASI dan gangguan pencernaan atau diare. Kalau pemberian MPASI terlambat bayi sudah lewat usia 6 bulan dapat menyebabkan hambatan pertumbuhan anak.

4. Pemberian MPASI pada periode umur 4-24 bulan sering tidak tepat dan tidak cukup baik kualitas maupun kuantitasnya. Adanya kepercayaan bahwa anak tidak boleh makan ikan dan kebiasaan tidak menggunakan santan atau minyak pada makanan anak, dapat menyebabkan anak menderita kurang gizi terutama energi dan protein serta beberapa vitamin penting yang larut dalam lemak.

5. Pemberian MP-ASI sebelum ASI pada usia 4-6 bulan, pemberian ASI yang dilakukan sesudah MP-ASI dapat menyebabkan ASI kurang dikonsumsi. Pada periode ini zat-zat yang diperlukan bayi terutama diperoleh dari ASI. Dengan memberikan MP-ASI terlebih dahulu berarti kemampuan bayi untuk mengkonsumsi ASI berkurang, yang berakibat menurunnya produksi ASI. Hal ini dapat berakibat anak menderita kurang gizi. Seharusnya ASI di berikan dahulu baru MP-ASI.

6. Frekuensi pemberian MP-ASI dalam sehari kurang akan berakibat kebutuhan gizi anak tidak terpenuhi.

7. Pemberian ASI terhenti karena ibu kembali bekerja di daerah kota dan semi perkotaan, ada kecenderungan rendahnya frekuensi menyusui dan ASI dihentikan terlalu dini pada ibu-ibu yang bekerja karena ibu sibuk. Hal ini menyebabkan konsumsi zat gizi rendah apalagi kalau pemberian MP-ASI pada anak kurang diperhatikan.

8. Kebersihan kurang pada umumnya ibu kurang menjaga kebersihan terutama pada saat menyediakan dan memberikan makanan pada anak. Masih banyak ibu yang menyuapi anak dengan tangan, menyimpan makanan matang tanpa tutup makanan atau tudung saji dan kurang mengamati prilaku kebersihan dan pengasuh anaknya. Hal ini memungkinkan timbulnya penyakit infeksi seperti diare (mencret) dan lain-lain. "Menyuapi anak dengan tangan yang kotor dapat menyebabkan anak mencret".

9. Prioritas gizi yang salah pada keluarga banyak yang memprioritaskan makanan untuk anggota keluarga yang lebih besar, seperti ayah atau kakak tertua di bandingkan untuk anak paling kecil dan bila makan bersama-sama anak paling kecil selalu kalah.

Awal Masalah MPASI Yang Mungkin Muncul Pada Bayi

1. Sembelit

Oleh karena itu saat mulai MPASI perlu diperhatikan jenis, konsistensi, dan frekuensi asupan yang di berikan. Terlebih untuk bayi yang mendapatkan asupan ASI ekslusif dimana ASI adalah makanan yang paling mudah dan paling cepat dicerna.

2. Jenis asupan

Pisang, serealia dan saus apel cenderung membuat kotoran menjadi keras. Wortel juga bisa menyebabkan sulit buang air besar pada beberapa bayi. Buah dan sayuran bisa membuat kotoran menjadi lunak. Dengan menyeimbangkan pemberian makan kita bisa menjaga agar bayi menjadi normal. Maka jus buah dan sayuran bisa menjadi "obat" untuk melunakkannya.

3. Konsistensi atau kekentalan

Bayi dari mulai minum susu yang encer beralih ke makanan padat yang kental perlu adaptasi secara bertahap. Jika langsung diberikan makanan padat maka organ pencernaan akan "kaget" sehingga menyebabkan sulit masuk untuk diminum. Oleh karenanya berikan di awal MPASI yang sangat cair dan secara bertahap (2 sampai dengan 3 minggu) lakukan pengentalan.

4. Frekuensi

Yang dimaksud dengan frekuensi adalah jumlah pemberian makan. Pada bayi yang mulai MPASI sebaiknya hanya diberikan 1x sehari. Bila pemberian makan terlalu akan mengakibatkan konstipasi.

Apabila bayi sudah mulai banyak melakukan aktivitas, akan makin banyak energi yang dibutuhkan untuk bergerak. Bayi akan cepat merengek karena lapar, maka tambahan frekuensi makan menjadi 2x sehari. Adapun jumlah MPASI yang diberikan harus mempertimbangkan volume pencernaan bayi yang masih relatif kecil.

Pada bayi yang sedang mengalami kesulitan selain merubah jenis, konsistensi dan frekuensi MPASI, kesulitan bisa dibantu dengan beberapa terapi :

Pemijatan

Lakukan pemijatan didaerah perut secara perlahan dan gosok perut searah jarum jam. Tempelkan tangan dipusar bayi dan lakukan pemijatan dengan melingkar kemudian naik turun dan dari arah pusar.

Gerakan naik sepeda

Letakan bayi secara terlentang, angkat perlahan kedua kakinya dan gerakan seolah sedang menggoes sepeda. Kedua latihan ini juga membantu mengatasi kembung pada bayi.

Berendam di air hangat

Ada beberapa dokter yang menyarankan berendam di air hangat untuk membantu melemaskan otot-otot. Lalu lakukan pemijatan seperti di atas.

Alergi

Makanan yang seringkali menjadi pemicu alergi adalah susu, telur, kacang tanah, ikan, gandum. Akan tetapi dengan memburuknya kualitas hidup manusia misalnya karena paparan polusi, saat ini telah mengakibatkan bayi menjadi alergi bukan saja terhadap makanan yang disebutkan di atas tapi segala jenis makanan menjadi memungkinkan mengakibatkan alergi.

Oleh karena itu perkenalkan hanya satu jenis makanan dan berikan selama 2 hari berturut -turut. Amati adakah reaksi yang timbul. Umumnya reaksi alergi yang muncul adalah bintik-bintik merah.

Penyebab Masalah Pemberian MPASI

Penyebab prilaku sulit makan pada anak sebetulnya bisa ditelusuri. Misalnya, bayi yang sering menolak makan barangkali disebabkan pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) yang terlalu cepat atau malah terlambat.

Faktor penyebab lainnya adalah prilaku makan orang tua ternyata salah. Makan sambil nonton tv atau membaca koran adalah beberapa diantaranya yang kemudian ditiru anak. Selain itu, orang tua juga mungkin kurang trampil menyajikan menu makanan yang variatif. Demi kepraktisan, makanan yang tersaji di meja makan cenderung itu-itu saja.

Jika anda tak mau problem sulit makan ini berlarut-larut dan berdampak buruk, maka carikan solusinya. Kekurangan gizi merupakan resiko yang paling jelas.

Indikator mengenai status gizinya bisa terbaca dari berat badan dan tinggi badan yang berada dibawah standar. Oleh karena itu, cari tahu penyebab anak sulit makan dan lakukan upaya mengatasinya yang tepat.

Akibat dari masalah MPASI bisa juga kekurangan vitamin atau gizi dari makanan dan bisa jadi timbul ASI ibu yang akibat ibu sakit atau pola makanan ibu.

Perbedaan dan Penyebab Gumoh dan Muntah

Seringkali orang tua merasa cemas saat melihat buah hatinya muntah ketika mengkonsumsi makanan atau minuman tertentu. Ada gejala yang serupa dengan muntah, yang dalam bahasa Jawa di kenal dengan istilah "gumoh".

Sebagai orang tua hendaknya mengetahui perbedaan antara muntah dan gumoh. Gumoh sering terjadi pada bayi yang minum ASI, dengan volume muntahan kurang dari 10 cc. Dilihat dari cara keluarganya, gumoh tampak mengalir biasa dari mulut tanpa disertai kontraksi otot perut.

Kebanyakan gumoh terjadi saat bayi berumur beberapa minggu. Gumoh akan berkurang seiring dengan bertambahnya usia bayi, yaitu antara usia 12-16 minggu. Jika bayi mengalami gumoh, anda tidak perlu khawatir. Ini merupakan proses yang wajar dan alami untuk mengeluarkan udara yang tertelan saat bayi meminum ASI.

Saat bayi terlalu banyak minum, ASI yang sudah tertelan tentu melebihi batas kapasitas lambungnya. Manakala bayi menggeliat, tekanan dalam perutnya pun menjadi tinggi, maka terjadilah gumoh.

Kemungkinan lainnya yang menyebabkan gumoh adalah karena bayi gagal dalam menelan. Sebabnya, otot penghubung antara mulut dengan kerongkongan belum sempurna. Hal ini biasanya terjadi pada bayi prematur.

Penyebab gumoh bisa karena terlalu banyak minum ASI, adanya udara yang turut tertelan saat minum ASI, belum sempurnanya organ pencernaan seputar mulut da kerongkongan (umumnya terjadi pada bayi prematur).

Apa itu Muntah

Muntah (regurgitasi) adalah keluarnya isi lambung sampai ke mulut dengan terpaksa atau dengan kekuatan. Mual dan muntah merupakan gejala yang umum dari gangguan fungsional saluran cerna, dan keduanya berfungsi sebagai perlindungan melawan toksin atau benda asing yang tidak sengaja tertelan.

Muntah adalah usaha mengeluarkan racun dari saluran cerna atas, seperti halnya diare pada saluran cerna bawah (gastro enteritis). Adapun mual adalah suatu respon yang berasal dari reaksi penolakan yang dapat di timbulkan oleh rasa, cahaya, atau penciuman.

Penyebab muntah antara lain; adanya kelainan pada sistem pencernaan, terutama pada katup pemisah lambung dan usus 12 jari (warna yang keluar biasanya kehijau-hijauan), adanya luka atau infeksi di daerah tenggorokan (biasanya adanya bercak-bercak darah bercampur dengan keluarnya cairan).

Cara Mengatasi Gumoh dan Muntah Pada Bayi

Ada beberapa cara mengatasi bayi yang gumoh, antara lain :
  1. Perhatikan posisi bayi saat menyusui. Harus benar-benar pas. Pastikan seluruh bibir bayi menutupi puting dan area berwarna gelap di sekitarnya. Dengan upaya ini, insya Alloh kemungkinan udara masuk dan tertelan dapat diperkecil.
  2. Kalau gumoh berlebihan tengkurapkan bayi. Udara yang terperangkap di lambung akan lebih mudah keluar dan masuknya cairan ke paru-paru bisa di cegah.
  3. Hindari pemberian ASI langsung dalam jumlah banyak. Sebaiknya bayi di beri minum sedikit demi sedikit dan di sendawakan. Baru kemudian diminumi lagi. Dengan begitu, udara tidak sempat mampir ke lambung.
  4. Bila gumoh terus berlebihan, sebaiknya konsultasikan ke dokter untuk di carikan penyebab dan solusinya.

Berbeda dengan gumoh, muntah tidak hanya terjadi pada bayi yang baru lahir, tapi juga terjadi pada bayi berumur 2 bulan atau bahkan sepanjang usianya.

Beberapa tindakan yang dapat di upayakan untuk mencegah bayi muntah diantaranya dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
  1. Cuci tangan anda. Bila anda menggunakan susu formula, sterilkan botol dengan merebusnya sebelum membuat susu, untuk mencegah masuknya kuman atau bakteri.
  2. Sendawakan bayi sebelum dan sesudah minum susu dengan cara di gendong tegak lurus dan di sandarkan di bahu anda. Tepuk pundaknya dengan halus sampai bayi bersendawa.
  3. Berikan susu pada bayi secukupnyadan pada waktu yang tepat. Jangan memberikan susu saat bayi sangat lapar, karena bayi cenderung untuk minum dengan terburu-buru dan dalam jumlah banyak. Jeda waktu pemberian susu formula (bagi bayi yang di beri susu formula) kurang lebih 3,5-4 jam.
  4. Pada waktu memberikan susu dengan dot, usahakan nipple dot masuk seluruhnya kedalam mulut bayi dengan posisi tegak lurus dengan mulut bayi. Hal ini akan mengurangi masuknya udara keperut bayi pada saat menyusu, sehingga mencegah bayi muntah.
  5. Tempatkanlah bayi di ruangan yang tenang pada saat menyusu dengan posisi berbaring menggunakan bantal yang agak tinggi.
  6. Biarkan bayi berbaring kurang lebih 10 menit setelah menyusu, setelah itu sendawakan.

Saran di atas setidaknya dapatmembantu mencegah bayi muntah. Jika bayi muntah terus berlangsungdan di sertai dengan gejala yang lainnya seperti dengan demam, muntah menyemprot, warna muntah berubah, segeralah berkonsultasi dengan dokter anda.

Cara Menghindari Bahaya Tersedak Makanan
  1. Kenali makanan yang bisa mengakibatkan anak anda tersedak, yaitu; biasanya makanan keras, halus, licin, kenyal, dan bulat penuh. Antara lain:
    • Sosis/Hot dog: Anak anda bisa tersedak jika menggit hot dog, oleh karenanya, selalu potong sosis dadu kecil.
    • Irisan buah atau sayuran (Segar/mentah atau yang di masak): Untuk bayi 6-9 bulan buah dan sayuran harus di masak dan dihaluskan (blender atau dengan saringan kawat) untuk bayi 10-12 bulanberikan buah/sayuran yang dimasak dan di cincang halus. Untuk batita mulai bisa di berikan buah/sayuran tanpa dimasak terlebih dahulu, namun berikan potongan kecil/dadu (seukuran kacang polong).
    • Potongan daging: daging harus dimasak dan dihaluskan (blender dan cincang) atau dipotong dadu kecil untuk menghindari bahaya tersedak. Hindari pemberian sate untuk anak batita. Cheese cubes: Potong kotak-kotak keju menjadi irisan atau potongan kecil-kecil.
    • Buah bulat penuh: Potong anggur, tomat ceri, ceri, bola-bola buah (seperti utk cocktail) dan buah beri lain menjadi 4 bagian. Buah bulat penuh bisa tersangkut di kerongkongan anak anda.
    • Makanan yang kecil dan keras: Permen, kacang bulat utuh, popcom, lollipop, kismis, kurma, dan buah kering lainnya, biji-bijian, dan kuaci dapat menyebabkan anak tersedak.
    • Makanan tertentu yang licin, halus dan kenyal yang mungkin menyangkut di kerongkongan anak, seperti permen karet, selai kacang, dan permen jeli.
  2. Buah yang sulit untuk di kunyah dan telan: Kripik kentang/jagung, potongan daging, dll.
  3. Perkenalkan jenis-jenis makanan tersebut sesuai usia yang di rekomendasikan.
  4. Selalu awasi anak saat makan, untuk menghindari bahaya tersedak saat makan.
  5. Jangan makan dan memberikan makanan di dalam mobil atau kendaraan lain yang sedang bergerak.
  6. Jangan biarkan anak makan sambil berlarian atau bermain-main.
  7. Potong makanan sesuai ukuran dan kemampuan anak.
  8. Jika anak sudah memiliki beberapa buah gigi, pastikan makanan yang di berikan lunak dan mudah di kunyah.
-->